Alamat: Gd. Pusbindiklatren Bappenas Jln. Proklamasi No. 70, Menteng, Telepon/Fax : 021- 31928284. Email : Info at perencanapembangunan.or.id
IndischeVereeninging merupakan organisasi pelajar dan mahasiswa Indonesia di Belanda yang didirikan oleh R.N. Noto Suroto pada tahun 1908. Kemudian pada 1922 ketika nasionalisme Indonesia berkembang, Indische Vereeniging mengubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Perhimpunan Indonesia merupakan pelopor gerakan nasionalis Indonesia
PerhimpoenanPeladjar-Peladjar Indonesia (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, atau dalam bahasa Belanda disebut Indonesische Studentbond) adalah perhimpunan para pelajar Indonesia yang didirikan pada bulan September 1926 oleh para mahasiswa Rechtshoogeschool te Batavia (RHS - Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta), dan Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS - Sekolah Tinggi Teknik di Bandung).
Meskipunsecara organisasi PPPI tidak ada hubungan secara langsung, namun PPPI mendapat banyak kiriman majalah Indonesia Merdeka secara seludupan dari PI. Oleh karena itu tidak aneh apabila PPPI berusaha keras untuk meneruskan cita-cita PI tentang persatuan nasional dan dengan memberitahukan perkembangan perjuangan PI dalam forum internasional.
Jelaskanhubungan antara Indische Vereeniging dan PPPI - 22408751 ayuu1745 ayuu1745 04.04.2019 PPKn Sekolah Menengah Pertama terjawab Jelaskan hubungan antara Indische Vereeniging dan PPPI 1 Lihat jawaban Iklan Iklan
GLkS. Pendirian PPPI Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia dipengaruhi oleh organisasi? Indische Partij Indische Vereneging Perhimpunan Indonesia Budi Oetomo Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah B. Indische Vereneging. Dilansir dari Ensiklopedia, pendirian pppi perhimpunan pelajar-pelajar indonesia dipengaruhi oleh organisasi Indische Vereneging. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Indische Partij adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Indische Vereneging adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. [irp] Menurut saya jawaban C. Perhimpunan Indonesia adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. Budi Oetomo adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. [irp] Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah B. Indische Vereneging. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
- Perhimpunan Indonesia PI merupakan organisasi pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan Indonesia PI diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, adalah para pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di negeri Belanda. Baca juga Pergerakan Nasional di Indonesia, Diawali Organisasi Budi Utomo Sejarah Perhimpunan Indonesia Dilansir Encyclopaedia Britannica 2015, organisasi pergerakan nasional tersebut awalnya berdiri bernama Indische pada 1922 ketika nasionalisme Indonesia berkembang, Indische Vereeniging mengubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia PI. Perhimpunan Indonesia merupakan pelopor gerakan nasionalis Indonesia yang mengadvokasi kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Perhimpunan Indonesia adalah organisasi politik pertama yang menggunakan istilah "Indonesia" di dalam namanya. Ide-ide tersebut dipengaruhi oleh ide sosialis dan Mohandas Mahatman Gandhi di India tentang pembangkangan sipil tanpa kekerasan. Saat Perhimpunan Indonesia kembali ke Indonesia, mereka aktif dalam studi dan akhirnya di partai politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Rinaldi Afriadi Siregar/SI IV Perhimpunan Indonesia PI merupakan penjelmaan dari Indische Vereeniging yang didirikan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Negeri Belanda pada tahun 1908. Mereka itu, antara lain Sutan Kesayangan, Notokusumo, Sastrokartono, R. Husein Jayadiningrat, dan Notodiningrat. Pada mulanya hanya bersifat organisasi sosial yang berjuang untuk mengurus kepentingan bersama orang-orang Indonesia yang berada di Negeri Belanda. Kedatangan tiga tokoh Indische Partij di Negeri Belanda tahun 1913 sebagai orang pengasingan, unsur politik mulai masuk dalam tubuh Indische Vereeniging. Setelah Perang Dunia I, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar ke Negeri Belanda makin banyak. Hal ini semakin mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging, semangat nasionalisme semakin kuat sehingga sifat organisasi sosial beralih ke organisasi politik. Mereka tidak hanya sekadar menuntut ilmu, tetapi juga berjuang memikirkan nasib bangsanya. Pada tahun 1922, nama Indische Vereeniging diubah menjadi Indonesische Vereeniging, dan pada tahun 1925 menjadi Perhimpunan Indonesia. Untuk menyebarkan semangat perjuangannya, PI menerbitkan majalah Hindia Putra. Dalam majalah bulan Maret 1923 disebutkan asas PI adalah "Mengusahakan suatu pemerintahan untuk indonesia, yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat indonesia semata-mata, bahwa hal yang demikian itu hanya akan dapat dicapai oleh orang indonesia sendiri bukan dengan pertolongan siapa pun juga; bahwa segala jenis perpecahan tenaga haruslah dihindarkan, supaya tujuan itu lekas tercapai" [1]. Semenjak tahun 1923, PI aktif berjuang bahkan memelopori dari jauh perjuangan kemerdekaan untuk selurh rakyat indonesia dengan berjiwa persatua dari kesatuan bangsa indonesia yang murni dan kompak. Berdasarkan perubahan ini PI keluar dari indonesisch verbond van studeerenden suatu perkumpulan yang bertujuan menggabungkan oranisasi-organisasi mahasiswa indoensia, belanda, indo belanda,dan peranakan cina yang berorientasi ke indonesia dalam satu kerja sama pada taun 1923 karena dianggap tidak perlu lagi. Dalam tahun itu juga diterbitkan suatu buku peringatan PI yang menggemparkan kaum kolonialis belanda gedenkboek 1908-1923 indonesische vereeniging. Langkah selanjutnya dari sikap radikal PI ini ialah mengubah nama majalahnya dari hindia poetra menjadi indonesia merdeka tahun 1924. Meningkatnya aktivitas kearah politik terutama sejak datangnya dua oran mahasiswa kenegri beland, yaitu A. Subardjo tahun 1919 dan mohammad hatta pada tahun 1921, dan keduanya kemudian pernah mengetuai PI. Dengan bertambah banyaknya mahasiswa indonesia yang belajar dinegeri belanda berubahpada kekuatan PI. Pada permulaan tahun 1925 dibuatlah suatu anggaran dasar baru yang merupakan penegasan yang lebih luas lagi dari perjuangan PI. Didalamnya disebutkan bahwa kemerdekaan penuh bagi indonesia hanya akan diperoleh dengan aksi bersama yang dilakukan serentak oleh seluruh kaum nasiolis dan berdasarkan atas kekuatan sendiri. Untuk itu, sangat diperlukan kekompakkan rakyat seluruhnya. Didalam segala penjajahan kolonial, kepentingan antara pihak yang menjajah dengan piha yang dijajah, yang memang sangat bertentangan menjadi masalah penting. Penjajahan itu memang membawa pengaruh yang merusak jasmani dan rohani orang indonesia dan merusak kehidupan lahir batin. Sementara itu kegiatan nya meningkat menjadi nasional-demokratis, non kooperasi dan meninggalkan sikap erja sama dengan kaum penjajah; bahkan menjadi internaional dan anti-kolonial. Di bidang internasional ini PI bertemu dan bekerja sama dengan perkumpulan-perkumpulan dan tokoh-tokoh pemuda serta mahasiswa yang berasal dari negeri-negeri jajahan diasia dan afrika yang mempunyai cita-cita yang samadengan indonesia. PI memang berusaha supaya masalah indonesia medapatkan perhatina dari dunia internasional. Hubungan dengan beberapa organisasi internasional diadakan seperti liga penentang imperialisme dan penindasan kolonial, dan komitmen. Dalam kongres ke 6 liga demokratie internasional untuk perdamaian pada bulan agustus 1926 di paris, moh hatta dengan tegas menyatakan tuntutan utuk kemerdekaan Indonesia[2]. PI menjadi organisasi politik radikal karena pengaruh dar moh hatta dialah yang menyebabkan PI berkembang dan dialah yang merangsang intelektual karena itu PI betujuan untuk 1. Menyadarkan para mahasiswa agar mempunyai komitmenyang bulat tentang persatuan dan kemerdekaan indonesia sebagai elite intelektual dan profesional harus bertanggung jawab untuk memimpin rakyat melawan penjajah. 2. PI harus membuka mata rakyat belanda pemerintah kolonial sangat opresif dan meyakinkan rakyat indonesia tentang kebenaran peruangan kaum nasionalis. 3. Mengembangkan ideologi yang bebas dan kuat iluar pembatasanisam dan komunisme. Sejak tahun 1925 PI mempunyai empat pikirn pokok yang mencakup 1 Kesatuan nasional; mengesampingkan perbedaan berdasarkan daerah dan membentuk kesatuan aksi melawan belanda serta menciptakan negara kebangsaan indonesai yang merdeka dan bersatu. 2 Solidaritas; pertentangan kepentingan antaa penjajah dan mempertajam konflik antara kulit puutih dan sawo matang. 3 Nonkoperasi; kemerdekaan bukan hadiah dari belanda, tetapi harus direbut dengan mengandalkan kekuatan sendiri 4. Swadaya;mengandalkan kekuatan sendiri dengan mengembangkan sturkrur alternatif danlam kehidupan nasional, politik, sosial, ekonomi,dan hukum yang sejajar dengan administrasi kolonial. PI menggabungkan semua unsur itu sebagai satu kebulatanyang belum pernah dikembangkan oleh organisasi-organisasisebelumnya. Mereka percaya bahwa semua orang indonesia dapat menerimanya dan dapat menciptakan gerakan yang kuat dan trpadu untuk memaksakan kemerdekaan dari pihak belanda. Kejadian ini menyebabkan pemerinah belanda bertambah curiga pada PI. Kecurigaan ini bertambah lagi sewaktu moh,. Hatta atas nama PI menandatangani suatu perjanjian rahasia dengan semaun PKI pada tanggal 5 desember1926 yang isinya menyatakan bahwa PKI mengakui kepemimpinan PI dan akan dikembangkan menjadi partai rakyatkebangsaan indonesia.[3] Perjanjian ini, karena dinilai oleh komintern sebagai suatumasalah besar, dibatalkan kembali oleh semaun. Dalam kongers I liga pada bulan februari 1927 diberli yang dihadiri diantara lain oleh wakil-wakil pergerakan dinegeri jajahan, PI yang bertindakatas nama PPPKI diindonesia juga mengirimkan wakil-wakilnya; moh hatta, nazir pamoentjak, gatot dan A . subardjo kongers mengambil keputusan antara lain Kegiatan PI Di kalangan internasional ini menimbulkan reaksi yang kerasari pemerintah belanda. Atas tuduhan "dengan tulisan menghasut dimuka umum untuk memberontak terhadap pemeritah", maka pada tanggal 10 juni 1927 empat anggota PI yaitu Moh hatta, Nazir Pamoentjak, Abdulmadjid Djojoadiningrat dan Al sastroamidjojo ditangkap danditahan sampai tanggal 8 maret 1928 namundalam pemeriksaan disidang pengadilan di den haag tanggal 22 maret1928 akhirnya pengadian membebaskan mereka dari tuduhan setelah dilakukan pembelaan oleh hatta dengan judul "indonesia virj"indinesia merdeka dan tertuduh lainnya didampingi salah seorang pembela duys,seorang sosialis dalam perlemen belanda dari SDAP. Dengan perubahan itu maka terjadi pula perubahan dasar pemikiran dan orientasi pergerakan mereka. Gerakan mereka menjadi radikal dan dengan tegas menginginkan Indonesia merdeka. Untuk mempertegas dasar perjuangannya, pada tahun 1925 Perhimpunan Indonesia mengeluarkan anggaran dasarnya sebagai berikut 1. Perhimpunan Indonesia akan berjuang untuk memperoleh suatu pemerintahan untuk Indonesia yang hanya bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia. 2. Kemerdekaan penuh bagi Indonesia akan dicapai dengan aksi bersama dan serentak oleh rakyat Indonesia. 3. Untuk itu sangat diperlukan persatuan nasional yang murni di antara seluruh rakyat Indonesia dalam menentang penjajahan Belanda yang telah merusak kehidupan bangsa Indonesia. Sejak itu tindakannya meningkat, di samping bersifat nasional-demokratis juga menjadi antikolonial. Untuk itu dasar perjuangannya disebarluaskan dan dipropagandakan, yakni mengadakan hubungan dengan pergerakan nasional yang ada di Indoensia, baik langsung maupun tidak langsung. Selain itu, mengadakan hubungan dengan organisasi internasional. Itulah sebabnya Perhimpunan Indonesia juga bekerja sama dengan perhimpunan-perhimpunan dan tokoh-tokoh pemuda serta mahasiswa yang berasal dari negara-negara jajahan di Asia dan Afrika yang mempunyai cita-cita yang sama dengan Indonesia. Untuk mendapatkan perhatian dunia dan mencari dukungan perjuangan Indonesia maka Perhimpunan Indonesia ikut serta dalam organisasi internasional, seperti Liga Demokrasi Internasional di Paris 1926, Liga Penentang Imperialis dan Kolonialisme di Brusel 1927, Kongres Wanita Internasional di Swiss 1927, dan Liga Komintern di Berlin 1927[4]. Aktivitas Perhimpunan Indonesia di Eropa dan pengaruhnya yang makin kuat di Indonesia mulai dicurigai oleh pemerintah kolonial Belanda. Atas tuduhan menghasut untuk memberontak terhadap pemerintah maka pada pada tanggal 10 September 1927 ke empat tokoh Perhimpunan Indonesia, yaitu Moh. Hatta, Nasir Datuk Pamuncak, Abdulmajid Joyodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan diadili. Di dalam pemeriksaan sidang pengadilan di Den Haag pada bulan Maret 1928, mereka terbukti tidak bersalah sehingga dibebaskan. Namun, gerakan Perhimpunan Indonesia terus diawasi dengan ketat. Di tanah air pengaruh Perhimpunan Indonesia sangat kuat, dan berdasarkan ilham dari perjuangan Perhimpunan Indonesia, maka berdirilah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia PPPI tahun 1926, Partai Nasional Indonesia PNI tahun 1927, dan Jong Indonesia Pemuda Indonesia tahun 1928. Notes [1] Andi taher 1985 sejarah kebangkitan nasional. [2] Prof. Dr suhartono1994. Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi. [3] Poesponegoro. Djoened Nasional Indonesia, Jakarta Balai Pustaka. Daftar Pustaka [1] Prof. Dr. Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi. Yogyakarta Pustaka Pelajar Poesponegoro. [2] Djoened Marwati. 2008. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta Balai Pustaka.
DESI PURNAMA INDAH Organisasi Perhimpunan Indonesia PI didirikan oleh para mahasiswa Indonesia di Belanda pada tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging. Organisasi ini bersifat sosial. Sementara itu bermunculan pula organisasi lain yang ada hubungan dengan Indonesia di negeri Belanda, sehingga kebutuhan akan suatu federasi sangat dirasakan. Atas prakarsa Dr. Yap, Dr. Laboor, Suwardi Suryaningrat dan Ratulangi kemudian didirikan federasi yang bernama De Vrije Gedachte Pikiran Bebas. Pada bulan Nopember 1917 federasi ini diberi nama baru, yaitu Indonesisch Verbond van Studeerenden. Ini adalah organisai pertama yang memakai nama Vereeniging merupakan anggota dari Verbond yang paling besar jumlah anggotanya.[1] Perselisihan etnik antar kelompok di bawah Verbond akhirnya mengakibatkan dibubarkannya Indonesisch Verbond van Studeerenden pada bulan Juni 1922. Setelah bubarnya organisasi tersebut, Indische Vereeniging lebih diperkuat lagi dengan masuknya mahasiswa yang baru tiba dari Indonesia, seperti Subarjo Djojoadisurjo, Iwa Kusumasumantri, Muhammad Hatta, Ali Sastroamidjojo, dan Sunaryo. Mereka ini telah aktif dalam organisasi pemuda selama di Indonesia. Pada tahun 1922 nama Indische Vereeniging diganti menjadi Indonesische Vereeniging. Jurnalnya yang semula bernama Hindia Putra, pada tahun 1924 diganti menjadi Indonesia Merdeka. Indonesische Vereeniging merupakan organisasi kedua yang memakai nama Indonesia. Pada tahun 1925 nama Indonesische Vereeniging diganti menjadi Perhimpunan Indonesia. Menurut Akira Nagazumi, dipakainya kata Indonesia oleh anggota-anggota Perhimpunan Indonesia malah memberikan prioritas tertinggi pada isinya, "orang-orang Indonesia" yang menurut anggapan mereka menunjukkan hanya penduduk asli kepulauan, tidak termasuk orang-orang Belanda, Tionghoa dan unsur-unsur asing lainnya.[2] Ada 4 pokok pikiran dalam ideologi Perhimpunan Indonesia yang dikembangkann sejak permulaan tahun 1925. Keempat pokok pikiran itu selanjutnya menjadi asas perjuangan PI, yaitu Kesatuan Nasional, yaitu perlunya mengesampingkan perbedaan-perbedaan berdasarkan daerah dan perlu dibentuk suatu kesatuan aksi melawan Belanda untuk menciptakan negara kebangsaan yang merdeka dan besatu. Solidaritas, yaitu perlu disadari adanya pertentangan kepentingan yang mendasar antara penjajah dan yang dijajah dan kaum nasionalis harus mempertajam konflik antara antara orang kulit puith dan sawo matang. Non-kooperasi, yaitu kemerdekaan harus direbut oleh bangsa Indonesia dengan kekuatan sendiri karena itu tidak perlu mengindahkan dewan perwakilan kolonial seperti Volksraad. Swadaya, yaitu dengan mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur alternatif dalam kehidupan nasional, politik, sosial, ekonomi dan hukum yang kuat berakar dalam masyarakat pribumi dan sejajar dengan administrasi Pikiran-pikiran pokok tadi disebarkan melalui majalah Indonesia Merdeka yang beredar pula di Indonesia. Dalam salah satu artikel, dimuat pula tiga pokok strategi melawan penjajah Belanda, yaitu Politik devide et impera kaum penjajah harus dilawan dengan persatuan yang kokoh Politik memperbodoh rakyat harus dilawan dengan usaha pendidikan Politik asosiasi mempersatukan hal-hal yang sebenarnya tidak bisa dipersatukan harus dilawan dengan sikap non-kooperasi yang tegas. Ide-ide perjuangan Perhimpunan Indonesia disebarluaskan di Indonesia oleh mahasiswa-mahasiswa yang kembali ke Indonesia setelah menamatkan studinya di negeri Belanda. Karena pengaruh mereka itulah, maka berdiri PPPI di Batavia pada tahun 1926 yang kemudian memprakarsai Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda. Lokasi sosial historis para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Negeri Belanda menciptakan kondisi yang berasal dari keluarga baik-baik, bahkan sebagian besar mula-mula dari kalangan aristokrasi. Mereka memperoleh kesempatan yang langaka untuk belajar di perguruan tinggi Negeri Belanda yang penuh prestise itu. Lebih- lebih mereka berada di lingkungan sosial-politik yang berlaianan sekali dengan apa yang dikenal di Indonesia., yaitu dimana ada kebebasan leluasa untuk berbicara, berkumpul, dan berapat tanpa ada kekhawatiran akan tindakan pemerintah dan kepolisian. Tambahan pula mereka ada dalam posisi untuk mengadakan kontak yang luas dengan dunia Internasional, serta mnegenal secara lebih mendalam berbagai Ideologi modern, khususnya nasionalisme serta sering pula sosialisme dan marxisme. Disamping itu perlu diperhatikan pula bahwa hidup didalam kelompok kecil ditengah –tengah masyarakat asing dengan sendirinya mendorong orang kearah keakraban sehingga ada banayak kesempatan yang berkumpul,bergaul tanpa garis pemisah etnik,berkomunikasi banyak tentang permasalahan dari keadaan tanah air,dan sudah barang tentu tentang hal ikhwal pergerakan nasional. Status para anggota PI sebagai mahasiswa membawa posisi pada ikatan sosial-politik tertentu, lagi pula mereka belum mempunyai kepentingan untuk mempertahankan kedudukannya sebagai estabilishment. Sebagaia kaum intelektual mereka mampu menumbuhkan kesadaran yang tinggi ,baik mengenai status serta peranan yang diharapkan dari mereka maupun tentang perkembangan nasionalisme dalam hubungannya dengan situasi politik Indonesia dan di luar negeri. Dari mereka dapat diharapkan diagnosis yang tepat mengenai masalah perjuanagan nasional melawan kolonialisme, sehingga berbagai strategi dapat disusun untuk memeberi arah yang lebih analaisis tantang peranana PI lebih lanjut perlu diarahkan dua factor yang turut menetukan orientasinya yaitu 1. Sebagai unsur yang berasal dari kalangan aristokrasi, mereka menyadari bahwa generasi tua diperalat oleh penguasa colonial untuk menekan dan mengeksploitasi rakyat sendiri, suatu perana yang dimata mereka tidak pantas dan tidak akan mereka jalankan 2. Suatu ironi dalam perkembangan elite disini ialah bahw apa yang dicita-citakan oleh generasi tua justru dicemooh oleh generasi muda yang sekaligus menjadi counter elite. Dalam konteks colonial yang menarik ialah bahwa justru di konstinuitas ideology mengakibatkan kontinuitas golongan atau kelompok. Sikap kelompok para anggota PI dipengaruhi kesempatan yang leluasa untuk berkontak secara intensif dan terus menerus dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional yang mengalami pembuanagan di Negeri Belanda, sehinggga dengan sendirinya membawa orientasi radikal atau paling sedikit progresif , seperti kehadiran Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, Suwardi Soerjaningrat dalam tahun belasan, kemudian Semaoun, Darsono dalam tahun dua puluhan. Pengalaman tokoh –tokoh itu tidak hanya secara langsung menambah informasi tentang keadaaan perjuangan, tetapi pengaruh yang memancar dari tokoh-tokoh dengan kepribadian serta kepemimpinan yang menonjol memeberi inspirasi yang lebih besar kepada para mahasiswa sehingga kerelaan untuk menderita karenanya tidak luput meninggalakan kesan yang mnedalam pada pribadi deklarasi prinsip-prinsipnya, PI sekaligus memainkan peranan sebagai barisan depan pergerakan nasional. Bertolak dari paham bahwa pada hakikatnya sistem colonial mengandung pertentangan kepentingan antara penjajah dan yang diajajah, maka dalam perjuangan nasional pertentangan itu perlu dipertajam dan ditekankan. Tercakup dalam paham ini ialah gagasan nonkooperasi dan swadaya . Dalam perjuangan ini seluruh rakyat Indonesia dari segala lapisan perlu bersatu untuk mencapai tujuan bersama. Uuntuk mengatasi akibat demoralisasi yang dilakukan oleh penjajah maka perlu ditingkatkan kehidupan materil dan spiritual bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip yang fundamental serta sangata luas cakupannya itu menempatkan PI diatas organisasi-organisasi lainnya. Identifikasi masalah colonial secara tegas dan tajam memungkinkan PI merumuskan tujuan politiknya yang radikal dan refolusioner . konsekuensi dari titik pendirian itu ialah bahwa pergerakan nasioal dengan tegas menepuh haluan politik. Tambahan pula solidaritas nasional yang duhimbaunya memperkuat kedudukan PI sebagai pemegang kepemimpinan gerakan. Maka dari itu sejak awal otoritas nya dikalangan pelbagai organisasi cukup besar. Kewibawaan Pi itu terbukti dari langakah PKI untuk membuat kontrak politik dengan Pi yang menentukan bahwa 1. PKI mengakui dan tunduk kepada pimpinan PI serta berjanji tidak melakukan oposisi terhadap usaha-usaha PI; 2. PI sebagai partai nasional bertanggung jawab penuh atas perjuangan nasional. Tetapi ternyata kemudian kontrak itu ditiadakan oleh semaoen pada tahun 1926. Juga dikalangan internasional, PI mula- mula maminkan peranannya serta melakukan propaganda bagi perjuanagn melawan kolonialisme dan imperialism, antara lain dengan menghadiri pertemuan dari perkumpulan study peradaban di Paris 1925 dan kemudian rapat liga anti kolonilaisme di Brussel 1927. Terutama lewat kontaknya dengan liga tersebut diatas dapatlah PI melakukan propaganda diluar negeri , antara lain dengan tujuan agar gambaran perjuangan Indonesia tidak hanya dikenal, tetapi juga dimengerti bahwa bangsa Indonesia mampu menjalankan pemerintahannya sendiri. Suatu kontak yang sangat penting ialah dengan All Indian National Congress yang memegang peranan penting dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan kolinialisme Inggris. [4] Daftar Pustaka [1]Akira Nagazumi. 1976. Indonesia dan "Orang-orang Indonesia" dalam Indonesia dalam Masalah dan Peristiwa, Bunga Rampai. Jakarta Yayasan Obor Indonesia, hal. 13 [2]John Ingleson. 1983. Jalan ke Pengasingan Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun [3]Kompas, Minggu, 24 Oktober 1982, hal. IX [4] Kartodirjo Sejarah Pergerakan Nasional. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Halaman 149-150.
jelaskan hubungan antara indische vereeniging dan pppi